Kamis, 20 Desember 2018

Kuliah atau Kerja?



Hal yang paling menarik yang pernah aku pelajari sampai saat sekarang ini!
Hai teman, kenalkan namaku Khairani. Biasanya aku dipanggil Rani oleh orang-orang di sekitarku. Aku merupakan anak ke-tiga dari enam bersaudara. Saat ini aku sedang menempuh pendidikan sarjana di salah satu universitas negeri di Indonesia. Dan alhamdulillah, sekarang aku ada di semester satu jurusan akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas, Padang.
Aku merupakan alumni siswa SMA angkatan 2016. Pasti teman-teman penasaran kenapa sekarang aku masih di semester satu? Nah, disini aku bakal ceritain kenapa aku merupakan salah satu mahasiswa gap year dan kenapa sampai akhirnya ikut ujian SBMPTN 2018 yang merupakan kesempatan terakhirku untuk mengikuti ujian tersebut. Pengalaman ini juga yang membangkitkan kembali semangatku untuk duduk di bangku perkuliahan. Penasarankan?? Yuk, lanjut baca sampai bawah :-)
Di tahun 2016, setelah menyelesaikan Ujian Nasional tingkat SMA, aku menunggu hasil UN sekaligus SNMPTN yang sangat kuharapkan. Pada saat itu aku sangat ingin berkuliah di Pulau Jawa terutama di Yogyakarta. Jadi pada saat pendaftaran SNMPTN, aku memilih dua jurusan yang sangat aku inginkan, yaitu jurusan akuntansi dan menejemen. Aku memilih jurusan tersebut karena menurut informasi yang aku dapatkan bahwa jurusan tersebut memiliki peluang kerja yang sangat besar. Namun saat pengumunan, ternyata aku tidak lulus SNMPTN. Sedih sih, tapi mungkin memang belum rejekinya aku disana. Dan kebetulan juga pada saat itu ada masalah keluarga juga yang buat aku mikir dua kali untuk ikut ujian SBMPTN.
Singkat cerita, aku memutuskan untuk tidak mengikuti SBMPTN tahun itu dan pergi merantau ke Pulau Jawa, tapi bukan untuk kuliah melainkan untuk mencari penghasilan. Sebenarnya orang tuaku tetap menginginkan aku untuk berkuliah, tetapi setelah diberi pengertian oleh kakak tertuaku, orang tuapun akhirnya setuju.
Akhirnya aku sampai di Cikarang bulan Agustus 2016 setelah lebaran. Di Cikarang aku menginap bersama seorang kakak kandungku yang kedua yang mana bekerja sebagai buruh pabrik setelah ia tidak dapat meneruskan kuliahnya di semester dua pada tahun 2015.
Beberapa hari di Cikarang, akupun mulai mengirim berkas dokumen ke perusahaan yang menyediakan lowongan pekerjaan. Tidak hanya mengirim melalui pos, tetapi aku juga mengirim lamaran kerja melalui email. Sebulan kemudian aku mendapat beberapa panggilan kerja di perusahaan. Aku mengikuti semua prosedur yang diarahkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut. Tapi apalah daya, aku selalu terkendala di tahap wawancara. Padahal salah satu posisi yang ditawarkan oleh salah satu perusahaan tersebut adalah posisi admin, sedangkan aku hanya memiliki ijazah SMA. Dan aku merasa menyesal, kenapa aku tidak mengetahui kalau tahap wawancara perusahaan itu sangat sulit. Kanapa aku tidak mencari tahu dulu, padahal artikel-artikel seperti di website Glints ada yang membahas mengenai hal-hal yang tidak oleh dilakukan pada tahap wawancara. Dan hal-hal yang selama ini aku pelajari hanya tahap psikotest tanpa mencari tahu kiat-kiat untuk wawancara yang baik.
Akhirnya setelah menunggu 2-3 bulan, aku mendapat panggilan kerja sebagai operator produksi lebih tepatnya pada bulan November. Namun test demi test yang aku jalani memakan waktu satu bulan hingga akhirnya aku terdaftar sebagai pekerja di perusahaan tersebut. Aku merasa sangat bersyukur karena akhirnya aku mendapatkan kesempatan untuk bekerja.
Aku mulai resmi bekerja pada akhir bulan Desember 2016. Selama bekerja hampir selama satu tahun penuh, aku banyak mengalami pengalaman-pengalaman yang tidak akan pernah kulupakan. Selama bekerja itu juga aku mengetahui bagaimana cara menyikapi atasan, bergaul dengan sesama pekerja, mendisiplinkan diri sesuai aturan perusahaan dan banyak pengalaman berharga lain yang berpengaruh positif terhadap diriku sendiri.
Di perusahaan yang mempekerjakanku merupakan perusahaan multinasional yang sangat terkenal di masyarakat Indonesia. Jadi banyak dari teman-teman atau keluarga dekat memberikanku selamat ketika aku diterima bekerja di sini, padahal mereka tidak mengetahui posisi apa yang aku dapatkan. Aku hanya bisa bersyukur kepada Tuhan kalau aku telah diberi kesempatan untuk bekerja dengan pengalaman yang sangat minim.
Saat aku bekerja sebagai operator produksi, yang lebih tepatnya berada di posisi Special Inspection, tugasku adalah memeriksa produk-produk sebelum dikemas ke dalam box. Aku tidak boleh meloloskan produk yang biasa disebut NG atau adanya abnormal pada produk tersebut. Suatu ketika aku pernah tidak sengaja meloloskan satu produk yang terkena satu titik tinta di bagian luar produk, disaat itulah aku dimarahi oleh leader dan atasan di depan teman-teman. Perasaanku saat itu sangat sakit hati dan malu, kenapa harus diteriaki di depan teman-teman sesama pekerja. Disana itu aku mulai berfikir untuk resign, padahal aku baru bekerja dua bulan dan masih tersisa 10 bulan sesuai kontrak kerja.
Setiap akan berangkat kerja aku selalu merasakan ketakutan yang sangat amat takut jika melakukan kesalahan selama bekerja. Tetapi hari demi hari aku jalani, aku mulai terbiasa dengan suasana seperti itu. Aku mulai berfikir, yang namanya manusia pasti ada berbuat kesalahan, tetapi jika aku bisa melakukan yang tebaik untuk perusahaan, pasti akan selalu aku lakukan dan juga perusahaan pasti ingin yang terbaik untuk custumer nya. Disinilah aku mulai belajar kesabaran dalam diriku sendiri. Bersabar ketika dimarahi atasan karena kesalahan kita sendiri, juga bersabar ketika dimarahi atasan tetapi itu bukan kesalahan kita, dan bersabar ketika sakit tetap harus masuk kerja demi tanggung jawab. Itu sangat memberi pengaruh positif kepada diriku sendiri.
Aku bekerja diperusahaan lima hari dalam seminggu, jika hari sabtu harus masuk untuk bekerja, maka itu termasuk ke dalam lembur dan aku sangat menyukai lembur saat itu. Aku masih sangat bersyukur bekerja di perushaan yang masih menaati peraturan dari pamerintah. Perusahaan ku juga menjamin keselamatan kerja untuk karyawannya. Bayangkan saja, ketika salah satu temanku bekerja dan terjadi kecelakaan kecil seperti luka di jarinya, seluruh pekerjaan akan dihentikan sampai perusahaan menemukan penyebab si teman melukai jarinya.
Diperusahaanku yang merupakan perusahaan milik dari negara yang sangat terkenal dengan kedisiplinannya, aku juga belajar bagaimana cara mengatur waktu yang sangat sedikit, kalau berjalan di perusahaan harus di sisi sebelah kiri, dan juga selama berjalan tidak boleh menggunakan handphone. Kebiasaan tersebut masih aku lakukan sampai sekarang dan itu sangat bermanfaat bagiku yang awalnya tidak disiplin, menjadi seorang yang disiplin.
Sampai akhirnya sebulan sebelum habis kontrak kerja aku diberitahu oleh leader ku kalau kontrak kerjaku diperpanjang selama sembilan bulan. Disana aku mulai bingung, aku mempunyai niat untuk kembali mengikuti ujian SBMPTN 2018 dimana itu adalah kesempatan terakhirku, karena ujian SBMPTN tahun 2017 sudah aku lewatkan dikarenakan keasyikan bekerja. Tetapi aku menyadari bahwa jika aku tidak memiliki pendidikan tinggi dan keahlian yang tidak seberapa, pasti aku akan stuck hanya bekerja di posisi itu selamanya tetapi aku sudah terlalu nyaman untuk bekerja disana. Padahal aku menginginkan posisi yang lebih tinggi dari pada menjadi seorang operator produksi untuk selama hidupku.
Akupun mulai bimbang. Apakah aku harus keluar dari zona nyamanku selama ini? Atau haruskah aku bertahan di zona nyaman, tetapi hanya bisa berada si posisi tersebut selama sembilan bulan kedepan? Dan jika kontrakku tidak lagi diperpanjang aku akan kembali merasakan bagaimana susahnya cari kerja. Setelah melalui pertimbangan, dan juga dirundingkan bersama keluarga, akhirnya aku menolak perpanjangan kontrak demi kuliah. Yang intinya menurut aku, ketika kita harus memilih satu dintara dua, kita harus mengorbankan pilihan lainnya.
Pada akhirnya aku mengikuti SBMPTN 2018 dengan persiapan yang cukup matang. Saat pengumuman kelulusan. Aku sangat bersyukur aku lulus di universitas pilihan pertamaku dengan jurusan yang peminatnya tidak sedikit. Aku sangat berterima kasih kepada Allah SWT, keluarga dan teman dekatku yang sangat mendukungku untuk kembali berkuliah. Pengalaman berharga yang aku dapatkan selama bekerja di perusahaan itu akan selalu aku jadikan pelajaran yang sangat berharga dalam hidupku.
Cukup sekian dulu cerita dari pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan. Aku akan selalu bekerja keras untuk mencapai impianku kedepannya. Aku tidak akan membuang waktu usiaku yang sudah seharusnya aku gunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih kepada teman-teman yang sudah membaca artikel ini. Semoga teman-teman dapat mengambil hikmah dari apa yang sudah aku tuliskan. Sampai jumpa pada kesempatan cerita selanjutnya. Jika teman-teman ingin mengenalku, teman-teman bisa mengirim e-mail ke ulfahkhairani63@gmail.com

Wassalam.
Saat masa-masa terakhir aku bekerja